Hasil Penjualan Ayda Tak Bisa Dianggarkan Bank Lippo
Essay by people • September 25, 2011 • Essay • 403 Words (2 Pages) • 1,649 Views
Hasil Penjualan AYDA Tak Bisa Dianggarkan Bank Lippo
16 Juni 2003
TEMPO Interaktif, Jakarta:Akibat tak boleh menjual AYDA, sudah lima bulan Lippo tak salurkan kredit, dan dana masyarakat yang masuk juga turun 10 persen.
Akibat peraturan Bank Indonesia (BI), pada tahun 2003 ini Bank Lippo tidak bisa menganggarkan pendapatan dari penjualan Aset Yang Diambilalih (AYDA). "Kita dilarang menjual, jadi kita anggarkan nol," kata Presiden Direktur Bank Lippo Joseph Luhukay, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Lippo di Hotel Mid Plaza, Senin (16/6) siang.
Dia menjelaskan, bahwa AYDA baru bisa dijual jika diizinkan pemegang saham dan BI. Namun dia membantah, kalau dikatakan penjualan tersebut menunggu hasil divestasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. "Kita hanya ingin menjalankan prinsip kehati-hatian," katanya.
Sementara itu, berkaitan dengan rencana divestasi, dia mengatakan bahwa Bank Lippo saat ini masih berbenah diri untuk menaikkan nilai saham Bank Lippo. Salah satunya adalah dengan menyampaikan laporan keuangan tahun 2002 dalam RUPS kali ini. "Kita harus berdandan dengan laporan keuangan. Ini transparansi," ujarnya.
Mengenai kemungkinan pemilik lama Mochtar Riady kembali membeli Bank Lippo, dia mengatakan hal itu mungkin saja. Dan hal itu, lanjut dia, sudah didiskusikan dengan DPR dalam rapat tertutup bersama sub komisi perbankan Komisi IX DPR. "Ini akan sangat
transparan prosesnya," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini manajemen mendapat kebebasan bertindak yang sangat besar. "Jadi akibatnya dengan pola seperti ini juga kita bisa bekerja menyelesaikan laporan keuangan yang selama lima bulan nggak kelar-kelar. Hanya dalam waktu enam minggu," katanya.
Dalam laporan keuangan yang dipaparkan hari ini, diketahui bahwa Bank Lippo menderita rugi bersih sebesar Rp 506,455 miliar. Beban operasional Bank
Lippo sebagian besar adalah untuk umum dan administrasi sebesar Rp 494,674 miliar, gaji dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp 311,498 miliar, kredit yang diberikan sebesar Rp 305,957 miliar.
Selain itu, untuk Capital Adequacy Ratio (rasio kecukupan modal) sampai akhir tahun 2002 mencapai 21,1 persen dan non performing loan net/NPL net (kredit bermasalah bersih) sekitar 2,9 persen. Menurut Jos, panggilan akrab Joseph, NPL net tersebut bisa menjadi rendah karena pihaknya melakukan pencadangan. "Kita sangat konservatif," ujarnya.
Dia membenarkan bahwa selama lima bulan terakhir, Bank Lippo tidak menyalurkan kredit. "Karena kita tahan nafas akibat kasus-kasus yang terjadi," katanya. Dana
masyarakat juga turun sekitar 10 persen. Tapi, saat ini dana tersebut sudah mulai terkumpul kembali. "Sekitar 80 persen. Sasaran saya pada akhir Juni semua
...
...