Asean
Essay by people • September 26, 2011 • Essay • 463 Words (2 Pages) • 2,086 Views
Isu yang sering muncul di kawasan Asia Tenggara adalah isu politik terutama bagaimana untuk mengejar kepentingan nasional dalam keterbatasan dinamika kehadiran kekuatan besar di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini memiliki kesamaan seperti sistem pemerintahan yang masih lemah dan rentan. Oleh karena itu 10 negara yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand dan Vietnam sepakat untuk membentuk satu asosiasi kawasan asia tenggara yang bernama ASEAN.
ASEAN atau Association of South East Asia Nation merupakan suatu wadah bagi negara-negara asia tenggara dalam bentuk kerjasama diberbagai bidang baik politik, ekonomi sampai sosial budaya tentunya dalam mencapai kepentingan nasional masing-masing negara anggota. Namun, ASEAN menghadapi banyak kritik terhadap mekanisme kerjanya yang lemah didasarkan pada alasan bahwa terbentuknya ASEAN karena kesukarelaan. Muncul beberapa pandangan terhadap ASEAN berdasarkan beberapa paham seperti realisme, liberalisme dan konstruktivisme. Kaum realis menilai ASEAN masih sering digoyahkan oleh aktor-aktor diluar negara kawasan (extraregional) dalam penyelesaian konflik internal. Kaum liberalis menganggap ASEAN terlalu banyak mengandalkan analogi dari pengalaman Eropa Barat. ASEAN telah terbukti gagal dalam membawa ekonomi, politik dan sektor yang lain negara anggota ke arah yang lebih baik. Sedangkan, konstruktivis menyinggung akan solidaritas dari negara-negara anggota. ASEAN merupakan satu asosiasi yang memiliki identitas sendiri namun tidak semua negara anggota mengakui.
Eksistensi ASEAN sebagai organisasi regional dimana merupakan penghubung diantara negara-negara anggota dalam mencapai kepentingan nasional dan penyelesaian konflik tengah dipertanyakan. Organisasi regional ini banyak menarik negara-negara besar lain seperti Amerika, China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan bahkan organisasi regional lain seperti Uni Eropa sebagai mitra. Para pemain luar itu jelas ingin membicarakan substansi dan membahas hal-hal konkret yang dapat dirasakan faedahnya bagi semua pihak tidak hanya negara-negara anggota. Namun, negara-negara mitra tersebut sepertinya tidak sepenuhnya mendukung ASEAN terbukti dari ketidakhadiran menteri luar negeri dari beberapa negara mitra pada salah satu pertemuan ARF. ASEAN seharusnya lebih fokus pada negara-negara anggota sendiri.
ASEAN perlu dikuatkan secara internal sebelum dapat memainkan peran yang signifikan di tingkat global. Namun, kenyataannya masih banyak konflik internal yang sering terjadi antar negara-negara anggota seperti Indonesia dengan Malaysia mengenai masalah batas lat hingga tenaga kerja serta investasi, dan yang terakhir konflik antara Thailand dan Kamboja yang menelan korban jiwa. Sayangnya, konflik ini tidak dibahasa dalam KTT yang kemungkinan merupakan permintaan daru Thailand atau Kamboja itu sendiri. Negara anggota yang sedang berkonflik
...
...