Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligent
Essay by Zainal Arifin Azet • September 17, 2016 • Term Paper • 4,709 Words (19 Pages) • 1,267 Views
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
BERBASIS TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE
Oleh:
Drs. Zainal Arifin Ahmad, M.Ag.[1]
ملخص
غيّراكتشاف نظرية الإستخبارات المتعدّدة الذي وضعها هوارد كاكنر Gagner) (Howard نموذج التعليم والتعلم تغييرا جديدا. فإن النموذج القديم رأى أن ذكاءالفردهو ذكاء واحد لا يقاس إلا من خلال اختبارات الذكاء الفكري. ثم جاء نظرية الإستخبارات المتعدّدة بالرأي الجديد أن كل فرد له ذكاء متعدد. كل فرد لديه ميزة الذكاء معينة قد تكون مختلفة بين الآخرين.
هذه الحقيقة لها تداعيات على أهمية تغيير أنماط التعليم والتعلم.ويدخل في ذلك التغيير تعليم اللغة العربية يعني من النمط الذي يتجه إلى مجرد تنمية الذكاء الفكري (IQ) إلى تنمية الإستخبارات المتعدّدة لنمط المخابرات تأخذ بعين الاعتبار تنوع المتعلمين.
بحثت هذه الورقة عن كيفية تطور تعليم و تعلم اللغة العربية نموذج التعليمات المبنية على نظرية الإستخبارات المتعدّدة. والبحث يشمل عن تنمية العناصر تعليم اللغة العربية وهي تتضمن من كفية وضع أهداف تعليم اللغة العربية وأدوار المعلمين ومواقفهم ومعاملة الطلاب وتطوير المواد والأساليب ووسائل الإعلام وتقييم نتائج تعلم اللغة العربية.
الكلمات: التعليم، اللغةالعربية، الذكاءات متعددة، هوارد كاكنر.
Abstract
` The discovery of the theory of Multiple Intelligence by Howard Gagner has changed the paradigm of education and learning. If the old paradigm view that intelligence is a single learner who is only measured by IQ tests, then the paradigm of Multiple Intelligence view that intelligence is plural learners. Each individual has the advantage of certain intelligence that may be different with advantages that others have.
That fact has implications for the importance of changing patterns of education and learning, including learning Arabic, from the pattern that is only oriented to the development of intellectual intelligence (IQ) to the pattern of intelligence that takes into account the diversity of learners.
This paper describes how the development of Arabic language instruction model based on the theory of Multiple Intelligence. The model in question is a model of the development of Arabic language learning component which includes the development of Arabic language learning goals, teachers' roles, attitudes and treatment of students, and the development of materials, methods, media, and evaluating the results of learning Arabic, all of which were based on intelligence insight plural (Multiple Intelligence).
Keyword: Pembelajaran, bahasa Arab, Multiple Intellgence, Howard Gagner.
- Pendahuluan
Pembelajaran dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Bahkan keberhasilan pendidikan dapat dikatakan sangat tergantung kepada efektifitas pembelajaran. Hal ini mengingat proses pembelajaran merupakan ujung tombak dan inti kegiatan pendidikan yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan.[2] “Teaching is the core process through which education happens” (pembelajaran adalah inti proses di mana pendidikan terjadi), demikian pendapat Michael J. Dunkin dan Bruce J. Biddle.[3] Hal itu diperkuat oleh pendapat Pam Sammons dkk., yang menyatakan bahwa kualitas proses pembelajaran memiliki pengaruh lebih signifikan terhadap kemajuan belajar siswa dibanding faktor lingkungan sekolah.[4]
Mengingat peran strategis proses pembelajaran, maka pengembangan kualitas proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan perlu mendapat prioritas. Dalam konteks masyarakat muslim, pengembangan kualitas proses pembelajaran bahasa Arab menjadi sangat urgen mengingat bagi umat Islam bahasa Arab merupakan kunci dan modal dasar untuk memahami sumber-sumber otentik ajaran Islam. Disamping itu, bahasa Arab juga dianggap sarat dengan nilai religius, karena Al-Quran (kitab suci umat Islam) diturunkan dalam bahasa ini. Lebih dari itu, bahasa Arab kini juga telah menjadi salah satu bahasa internasional, sehingga penguasaan terhadap bahasa Arab akan sangat berguna bagi pengembangan kemampuan dalam komunikasi antar bangsa.
Di Indonesia, bahasa Arab memiliki kedudukan istimewa. Bahasa ini masuk ke Indonesia jauh sebelum dikenalnya bahasa-bahasa asing lainnya seperti bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Perancis, dan lain-lain.[5] Bahasa Arab banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia, seperti di pesantren dan madrasah, baik tingkat Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah, bahkan di perguruan tinggi yang berbasis Islam. Bahasa Arab menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah berbasis agama tersebut. Selain itu, bahasa Arab juga banyak dipelajari secara informal di pondok-pondok pesantren, TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), dan lain-lain. Dengan demikian, bahasa Arab menjadi salah satu mata pelajaran prioritas dalam pendidikan Indonesia, khususnya dalam pendidikan yang berbasis agama.
Akan tetapi sampai sejauh ini, pembelajaran bahasa Arab di Indonesia belum cukup efektif. Banyak peserta didik yang telah mendapat pelajaran bahasa Arab sejak tingkat dasar hingga perguruan tinggi, tetapi tetap belum mampu berbahasa Arab dengan baik. Bahkan bahasa Arab telah menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta didik dan menganggapnya sebagai materi pelajaran yang sulit dipelajari.
Kondisi tersebut tentu disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kurang berkembangnya model-model pembelajaran bahasa Arab yang efektif. Dalam pada itu, pembelajaran bahasa Arab akan efektif apabila relevan dengan keragaman potensi peserta didik dan mampu membangkitkan minat mereka untuk belajar. Sebab pembelajaran bahasa Arab pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.[6] Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Arab akan efektif apabila memperhatikan perbedaan-perbedaan individual siswa, seperti perbedaan potensi dan kecerdasan, karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Kurangnya perhatian guru/ustadz terhadap keragaman potensi dan kecerdasan peserta didik inilah disinyalir sebagai salah satu penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran bahasa Arab.
...
...